Saturday, September 24, 2016

AOE: Bangkok Hari #4 (Pattaya!!)

Bangkok merupakan salah satu destinasi favorit para turis, khususnya Indonesia. Bangkok memiliki berbagai macam daya tarik antara lain pusat perbelanjaan (mall, weekend market, night market), temple, makanan jalanan (street food), bar, dan banyak lagi. Setiap turis memiliki tujuan wisata masing-masing yang pastinya juga berbeda-beda. Tujuan wisata kami sebenarnya lebih umum, tidak hanya mengacu kepada satu aspek karena kami ingin mengenal Thailand terutama Bangkok. Beberapa jenis makanan sudah pernah kami cicipi termasuk makanan ekstrim. Pusat perbelanjaan juga sudah kami rasakan. Temple pun sudah kami datangi walaupun hanya 1 temple. Ada satu jenis wisata yang belum pernah kami coba di Bangkok. Kami masih penasaran dengan pantai di sekitar Bangkok dan juga ladyboy!! Salah satu tempat yang cocok untuk wisata seperti itu adalah Pattaya. Walaupun berada di luar Bangkok, Pattaya merupakan salah satu destinasi favorit para turis yang sedang liburan ke Bangkok. Perjalanan dari Bangkok menuju Pattaya dengan menggunakan mobil memakan waktu sekitar 2 jam. Ya mirip Jakarta-Bandung. Jadi, Pattaya memang dekat dengan Bangkok dan bisa dikunjungi dalam satu hari perjalanan.

Di hari keempat ini kami berkunjung ke Pattaya untuk memenuhi rasa penasaran kami. Di malam sebelumnya, kami sudah melakukan riset tentang Pattaya. Untuk menuju kesana, kami harus menaiki mobil travel yang berada di dekat beberapa stasiun BTS (Mo Chit, Victory Monument). Kami memilih travel di dekat stasiun Victory Monument karena travel disini termasuk salah satu travel yang termurah diantara travel yang lainnya. Harga yang ditawarkan sekali jalan menuju atau dari Pattaya adalah THB 100/orang. Harga yang cukup murah untuk perjalanan 2 jam.

Di hari tersebut, kami terlambat untuk bangun. Mungkin karena lelah dengan perjalanan di hari sebelumnya yang memang banyak melakukan jalan kaki. Kami baru bangun sekitar jam 11 siang!! Ditambah dengan persiapan, kami baru berangkat sekitar jam setengah 2 dan sampai di pool travel sekitar jam 2 lebih. Sayangnya karena hal tersebut, kami harus ikut travel jam 3 karena travel jam 2 sudah berangkat. Kami merasa jadwal tersebut terlalu lama. Akhirnya kami pun mencari travel lain yang kebetulan berada tepat disebelah travel yang tadi. Harganya tidak beda jauh, tapi disini ada jadwal jam setengah 3 (which is lebih sebentar untuk menunggu). Kami tidak berpikir lama untuk membeli langsung tiket tersebut. Tiket yang akan membawa kami ke Pattaya, tempat hiburan paling terkenal di Thailand.

Sesuai dengan perkiraan, perjalanan menuju Pattaya memakan waktu sekitar 2 jam. Kami sampai di Pattaya sekitar jam 5. Pool travel kami sangat dekat dengan pusat hiburan Pattaya yaitu Walking Street. Disana kami melihat banyak sekali tempat pijit, penginapan, bar, dan juga restoran tetapi jarang sekali yang sudah buka. Hal ini memang wajar karena seperti halnya Khao San road, Pattaya juga "hidup"-nya hanya di malam hari. Sembari kami menunggu malam hari, kami berjalan kaki menuju pantai terdekat (Pattaya beach) untuk melihat sunset. Kami berjalan sekitar 2-3 km dari Walking Street untuk menuju kesana. Tiba di pantai dengan pasir yang putih tersebut, kami menyewa sebuah tiker sebagai tempat kami duduk dan bersantai. Sambil menikmati sunset, kami juga tidak melewatkan momen untuk foto-foto disana hingga malam hari. Ada satu momen aneh yang terjadi di pantai tersebut. Ketika kami sedang berbaring/bersantai, ada satu benda cukup besar (karena kami mendengar suaranya ketika jatuh) yang mengenai mulut salah seorang dari kami. Ketika kami cari benda tersebut, kami tidak berhasil menemukannya. Tidak ada sama sekali benda kecil maupun besar di sekitar tempat kami berbaring. Kami juga melihat daerah sekitar sana, khawatir ada orang iseng yang melempar benda. Ternyata tidak ada juga orang yang kami curigai, tapi walaupun begitu, seharusnya benda yang jatuh mengenai mulut teman kami ada di sekitar sana. Sangat aneh. Hal tersebut membuat kami menyudahi momen bersantai di pantainya. Mungkin memang sudah diusir oleh yang menunggu disana. Fufufufu...
iDiot. LOL
Gaya andalan :D
Malam-malam masih bersantai di pantai sampai akhirnya diusir oleh sesuatu. -___-

Tujuan kami selanjutnya adalah kembali lagi ke Walking Street untuk merasakan suasana disana pada malam hari. Sebelum menuju kesana, kami mencari makan terlebih dahulu. Seperti biasa, kami melakukan survey tempat makan terlebih dahulu hingga akhirnya kami bisa memilih salah satu restoran dengan nama yang ditulis oleh tulisan Thailand dan juga memiliki penerima tamu yang sangat baik dan juga lucu. Disana kami memesan makanan cukup banyak karena kami rencananya ingin bayar dengan menggunakan kartu kredit. Makanan yang kami pesan seperti ayam goreng 1 ekor, Tomyum, Papaya Salad, Spring Roll, jus semangka, Thai tea, dan Camomile tea. Rasanya? Luar biasa enaknya!! Bukannya berlebihan tapi memang enak terutama makanan yang baru pertama kali kami coba yatu Papaya Salad. Kami berhasil menghabiskan semua makanan dengan lahap. Kami kira harga di sebuah restoran yang terletak dekat dengan pusat hiburan sangat mahal, tapi kami salah (lagi). Harga disini termasuk murah jika dilihat dari kualitas dan juga porsinya. Semua makanan dan minuman tadi berharga THB 700 (sekitar IDR 280.000 atau IDR 70.000 per orangnya). Thailand memang surganya makanan enak dan murah!!!!

Singkat cerita, kami akhirnya puas dengan makan malam kami dan hendak untuk membayar. Ketika kami mencari kartu kredit yang akan dipakai untuk membayar tagihan makanan, 1.................2..................3..................KARTU KREDIT KAMI TERTINGGAL DI BANGKOKKK!!!!!! JENGJENG!!! Momen panik langsung menyerbu. Otak langsung bekerja keras. Imajinasi-imajinasi pun langsung memasuki otak kami. Bagaimana kalo kami tidak bisa membayar? Bagaimana kalo kami tidak bisa pulang? Bagaimana kalo ini? Bagaimana kalo itu? Kami pun terdiam karena shock atas tragedi tersebut. Kami langsung menghitung uang kas yang kami bawa dengan cepat. Beruntungnya, setelah dihitung, ternyata uang kas kami masih cukup untuk menutupi biaya makan malam plus biaya pulang, itupun masih ada sisanya. Lega rasanya bisa menyelesaikan masalah tersebut. Alhamdulillah.
Have a great dinner
280 ribu untuk semua ini? I think it's freakin cheap!
Pha, sang penerima tamu yang membuat kami yakin untuk makan malam disini

Selesai urusan di restoran, kami langsung menuju Walking Street. Pada perjalanan menuju kesana, kami melihat pedagang, restoran, dan keramaian turis di sepanjang jalan. Suasana disana sangatlah ramai. Ada juga orang yang menawarkan "ping-pong" show, sebuah pertunjukan untuk orang dewasa yang diadakan di bar-bar tertentu. WOW!! Hahaha... Mengerikan!! Begitu tiba di Walking Street, seperti yang kami duga sebelumnya, suasana disini berbeda 180 derajat dengan waktu siang hari. Pada waktu siang, tempat ini sepi karena belum ada yang buka, tetapi pada waktu malam, tempat ini sangatlah ramai dipenuhi oleh lampu-lampu bar dan juga orang-orang di tengah jalan. Banyak perempuan menggunakan kostum mirip dengan bikini yang menjadi SPG dari barnya masing-masing. Mereka menawarkan para turis untuk mengunjungi dan bersantai di bar mereka. Setiap kami melihat perempuan yang berdandan seperti itu, pasti ada satu pertanyaan di dalam benak kami. Apa benar itu perempuan asli? Disana kami tidak bisa membedakan antara Ladyboy dan perempuan asli karena secara fisik mereka hampir sama. Ditambah lagi suasana yang benar-benar ramai membuat kami sulit untuk membedakannya. Pattaya memang terkenal dengan hiburan yang seperti ini, tapi kami tidak pernah menyangka akan se-vulgar ini. Hahaha...

Kami sendiri tidak masuk ke dalam bar ataupun tempat hiburan lainnya karena waktu kami yang terbatas. Walaupun begitu, kami tidak melewatkan untuk berfoto di area Walking Street.

Masih shock melihat daerah ini. LOL
Travel paling malam menuju Bangkok adalah jam 11 malam. Pada saat itu, kami berada di Walking Street sekitar pukul 10 malam. Kami tidak mau ketinggalan travel terakhir karena kami harus packing dan check-out dari penginapan pada esok hari. Dengan terburu-buru kami berjalan menuju pool travel terdekat. Begitu sampai disana, pool tersebut sudah tutup walaupun kami sampai sebelum pemberangkatan terakhir (11 malam). Kami menanyakan orang sekitar dan mereka memberitahu kami bahwa travelnya sudah tutup karena ternyata untuk pemberangkatan terakhir, kami harus beli tiket setidaknya pada jam 8 malam. Kami mencoba untuk mencari travel lain namun usaha kami sia-sia. Semua travel sudah tutup pada jam tersebut. Bus umum juga sudah tidak ada yang beroperasi pada jam tersebut. Apes banget!! Kami pun duduk dan berpikir sejenak sambil menghitung sisa uang kami. Kami memiliki beberapa alternatif untuk menghabiskan malam di Pattaya.


1. Kami menghabiskan malam tersebut di bar karena sepertinya bar di Pattaya beroperasi sepanjang malam.
2. Kami menghabiskan waktu di McDonalds dengan tidur bergantian.
3. Kami menyewa penginapan murah untuk 4 orang dengan biaya yang pastinya lebih mahal dari kedua pilihan diatas.

Pilihan yang paling aman adalah pilihan nomor 3 tapi dengan situasi seperti itu (jam 11 malam belum booking/mendadak); sangatlah susah untuk mencari yang sesuai dengan yang diharapkan. Kami tidak menyaerah begitu saja. Kami tahu pilihan ketiga sangat susah untuk direalisasikan tapi kami tetap mencoba untuk mencari penginapan murah di sekitar Pattaya dan apabila setelah kami coba ternyata masih gagal, kami akan memilih pilihan nomor 2. Berkeliling selama hampir setengah jam, kami gagal menemukan penginapan sesuai harapan kami. Banyak penginapan yang kosong tapi harganya juga mahal, melebihi budget yang kita punya. Akhirnya kami melakukan cara terakhir yaitu berpencar menjadi 2 grup yang masing-masing grupnya terdiri dari 2 orang. Apabila cara ini gagal juga, kami dengan terpaksa memilih pilihan nomor 2, menginap di McDonalds dengan bermodalkan beli makanan dan tidur bergantian. Grup saya berjalan menelusuri beberapa bar yang dipenuhi oleh ladyboy dan beberapa bar yang dipenuhi oleh para lelaki topless. WTH?! Ternyata Pattaya lebih parah dari yang saya bayangkan. Ketika melewati jalan tersebut, saya sempat digodai oleh para ladyboy sampai dicolek-colek!! Hahhaha... Saya tetap tenang dan bersikap senormal mungkin. Mereka berpenampilan cantik untuk ukuran ladyboy. Entah kenapa saya tidak takut sama sekali berhadapan dengan ladyboy, mungkin karena sewaktu di Bandung saya sering digodai oleh para waria. Jadi sudah terbiasa. Hahahah....

Usaha kami untuk berpencar akhirnya membuahkan hasil yang sesuai dengan harapan kami. Kami mendapatkan sebuah penginapan dengan harga THB 500 dan tidak ada batasan jumlah orang per kamarnya. Fasilitas yang ditawarkan juga cukup wah. Kamar yang kami sewa memiliki ruangan yang luas, kamar mandi di dalam, AC, TV, dan juga disediakan air mineral. Keajaiban terjadi lagi. Alhamdulillah. Tidak ingin menyia-nyiakan waktu, kami langsung mandi dan beristirahat karena besok kami harus melanjutkan perjalanan menuju Bangkok pada pagi hari. Perjalanan kami menuju Pattaya ini terlihat berantakan tapi kami sangat bersyukur karena kami telah ditolong beberapa kali atas masalah yang kami hadapi oleh Tuhan. Kami juga sangat menikmati perjalanan kami tersebut karena kami banyak melihat hal baru disini. Kami melihat suatu area hiburan yang benar-benar vulgar dan memang menjadi daya tarik pariwisata disana. I was like "What the hell?!". Walaupun begitu, semua pengalaman tersebut hanya sekedar untuk menambah wawasan dan pengalaman kami saja. Hanya sekedar untuk memenuhi rasa penasaran kami saja. Hanya sekedar untuk membuka mata bahwa "Ternyata ada loh pariwisata 'dewasa' yang vulgar dan menjadi daya tarik utama suatu tempat". Hahaha...Ok then, see on our last day in Bangkok!!!

No comments:

Post a Comment